Disini sudah tidak aman, itulah yang dipikir anna ketika ia berada di sebuah kamar yang baru ditempatinya kemarin. Orang-orang disini bilang, “Ini adalah rumah tunanganmu….”. anna bahkan tidak ingat ia pernah pacaran. Tapi seorang bapak-bapak yang berumur 50 tahunan berkata pada anna, “Kau memang saat ini tidak ingat, tapi sebentar lagi kau pasti akan kembali pada anna yang dulu, menempati semua takdirmu…”. Takdir? Oh itu tidak mungkin. anna lantas tahu bahwa bapak-bapak itu adalah ayahnya, menurut kata orang-orang yang memberitahunya.
Tapi, anna benar-benar merasa tidak nyaman, padahal, ia diperlakukan bak putri oleh para pembantu di rumah besar tersebut. Belum lagi ada seorang cowok yang sangat, sangat, sangat perhatian pada anna. Mulai dari anna bangun dan tidur lagi, cowok itu selalu menemani, dan merawat anna. Ia benar-benar tak mengerti, dia merasa semua itu berlebihan.
Maka dari itu, subuh-subuh pukul 5 pagi, di tengah dingin dan berselimutnya kabut di kota seoul, ia sudah memutuskan untuk “berpamitan secara diam-diam” dengan orang-orang yang sudah memperlakukannya dengan sangat istimewa. Bukan karena apa, tapi itu semua karena anna merasa orang yang mereka cari bukanlah ia. Yang ia tahu, mereka memanggilnya anna, dan ia melupakan “semua”nya ketika ia hampir akan mendapatkan “semua”nya.
anna mempersiapkan semuanya, mulai dari surat pamit, baju-baju, uang—untuk yang satu ini, dia benar-benar takjub. Di lemari kamar yang ditempatinya, terdapat banyak sekali uang. Bahkan ada beberapa kartu ATM. Dan anehnya, lemari itu tidak di kunci. Jadi, anna mengambil separuh dari jumlah uang itu, untuk keperluannya pergi nanti. Ia tak berani mengambil semuanya, kasihan pada yang punya rumah.
anna membuat 3 surat pamit. Yang satu untuk si bapak-bapak, yang satu untuk cowok yang selalu ada disisinya, dan yang terakhir untuk para pembantu yang merawatnya. Ia merasa perlu untuk menulis surat pada para pembantu, karena ia merasa telah merepoti para pebantu itu. Apalagi si cowok. Ia benar-benar merasa kasihan pada cowok itu, menyedihkan. Ia tidak bisa membayangkan apa yang terjadi di rumah ini jika ia pergi. Sedih sebenarnya, tapi anna sudah mantap.
Dan anna pun pergi dari rumah itu.
Rabu, 21 April 2010
Langganan:
Postingan (Atom)